Yang jelas hari tersebut adalah tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah, atau 2, 3, 4 September 2017
Dalam sebuah hadits, dari Abdullah bin Qath ra., Nabi Muhammad SAW bersabda
أعظم الأم عندالله يومالنحرثم يوم القر
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari qurban (Idul Adha) kemudian hari al-qarr.” (HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866, dan dishahihkan al-Albani. Al-A’dzami mengatakan dalam Ta’liq Shahih Ibn Khuzaimah: Sanadnya Sahih).
Dari Nubaisyah Al Hudzali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)
Mengapa di hari tasyrik dilarang untuk berpuasa? ada rahasia yang dibalik itu semua. Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Rajab. Berikut penjelasannya
Ketika itu, orang-orang bertamu ke Baitullah. Di tempat tersebut, orang-orang mengalami keletihan dan kelelahan karena perjalanan yang mereka lalui terasa berat dan jauh. Disamping kelelahan setelah melaksanakan ihram dan melaksanakan manasik haji serta umrah, Allah mensyariatkan kepada mereka untuk tinggal di Mina sembari beristirahat, yaitu tepatnya pada hari qurban dan 3 hari setelahnya.
Pada tempat dan waktu tersebut, Allah memerintahkan kepada mereka untuk makan daging hasil sembelihan mereka. Di saat itulah mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka.
Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (hari nahr). (Lihat Al Iqna’, 1: 412).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 18).
Nah itulah kenapa disebut hari tasyrik, maksudnya adalah menjemur daging qurban di terik matahari karena di masa silam tidak ada pendingin atau freezer seperti saat ini. Yang ada biar daging itu awet, daging tersebut dijemur atau didendeng.
Kalau hari tasyrik disebut hari makan dan minum berarti ketika itu tidak dibolehkan untuk berpuasa apa pun di hari-hari tersebut (11, 12, 13 Dzulhijjah). Inilah pendapat yang lebih dikuatkan dalam madzhab Syafi’i.
Sumber :
Apa itu Hari Tasyrik?
http://www.pintuislami.com/2017/08/seputar-hari-tasyrik.html
#JIMMengabdi
#IdulAdha1438
#MyFriendMyFamily