KAJIAN AKHLAQ ( Kitab “Ta’limul muta’alim”)

🌻RESUME KAJIAN AKHLAQ🌻
Rabu, 22 Maret 2017

Oleh : M. Ariful Khakim (Kadept Keilmuan JIMM 2014)
Notulis : Imroatus Sa’adah


myhome_3

Kitab “Ta’limul muta’alim” dikarang oleh Syekh Burhanuddin Az-Zarnuji dari Afganistan. Beliau mengarang kitab ini karena di desa beliau banyak penduduk yang menuntut ilmu, namun ilmunya tidak ada yang bermanfaat juga. Kitab ini terdiri dari 12 bab. Pasal pertama tentang ilmu dan keutamaannya.

🔹Setiap orang muslim dan muslimah diwajibkan untuk mencari ilmu🔹. Terkadang ada sekelompok yang membagi manusia menjadi 3 golongan, yaitu:  berilmu, berda’wah, dan berpolitik. Tapi, semua itu tidak benar karena posisi apapun itu tetap membutuhkan ilmu untuk mempermudah jalannya. Tidak semua ilmu itu wajib untuk dipelajari. Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu hal, yaitu ilmu yang kita butuhkan saat ini. Sebagai contoh, sekarang  kita tidak diwajibkan untuk mencari ilmu tentang haji, tapi setelah kita daftar ONH kita diwajibkan untuk mencari semua yang berkaitan dengan haji. Selain itu ada ilmu muammalat, ilmu tentang hubungan dengan orang lain, seperti bermasyarakat, jual beli, dan lain sebagainya.

🔹Sebaik-baik amal adalah menjaga perbuatan kita🔹 Seorang sahabat bertanya  kepada Imam Muhammad Bin Hasan.”Kenapa Imam tidak mengarang buku tentang zuhud?”. Lalu Beliau menjawab “Aku tidak mengarang buku tentang zuhud, aku mengarang buku tentang jual beli, agar orang-orang tahu barang-barang yang shubhat atau tidak”. Sebelum melakukan sesuatu seseorang harus mengetahui terlebih dahulu semua ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut.

Muslim dan muslimah juga wajib mencari ilmu ahwalul qalbi, yaitu ilmu yang berhubungan dengan hati, seperti sombong, tawadlu’, ikhlas, khasyah, dll. Tidak ada seorangpun yang dapat memungkiri betapa mulianya ilmu itu. Karena, Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang berilmu akan diangkat derajatnya. Dan yang membedakan antara manusia dengan makhluk Allah SWT yang lain selain akal pikiran adalah ilmu yang ada pada diri manusia.

Terdapat sebuah hadis yang berarti, 🔹barang siapa yang menginginkan dunia, maka raihlah dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka raihlah dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka raihlah dengan ilmu juga🔹. Syaitan diutus Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam as. Karena ilmu yang Beliau miliki. Dengan ilmu hati tersebut kita dapat bertaqwa kepada Allah dan membuat ibadah kita menjadi lebih mudah.
Menurut syair Imam Hasan bin Abdullah, ilmu adalah perhiasan bagi pemiliknya, keutamaan, dan tanda untuk semua hal yang terpuji. Sehingga dapat dikatakan bahwa orang yang berilmu itu tidak mencari pekerjaan, justru pekerjaanlah yang mencarinya. Kemudian ilmu kita setiap hari harus bertambah dan kita harus mengambil hikmah dari semua ilmu yang diperoleh.

Ilmu fiqih adalah ilmu yang lebih utama, karena dapat menuntun kita kepada kebaikan dan taqwa, selain itu ilmu fiqih termasuk kuatnya tujuan, tanda yang menunjukkan kepada jalan-jalan petunjuk, sehingga dapat menyelamatkan dari berbagai marabahaya. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan syaitan bahwa mereka lebih takut dengan seorang faqih yang wara’i dari pada 1000 orang yang beribadah tapi bodoh.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengatakan dalam syairnya bahwa ada 6 syarat bagi orang yang menuntut ilmu, yaitu :
1.Cerdas => Semua orang diciptakan sama tinggal kita ingin menjadi orang cerdas atau bodoh.
2. Rakus ilmu=> Setelah selesai dengan 1 ilmu pindah ke ilmu lainnya dan tidak melupakan ilmu yang telah didapat.
3. Sabar
4. Perbekalan
5. Petunjuk guru
6. Waktu yang lama

Jadi, dapat dipahami bahwa ta’dzim itu tidak hanya kepada guru saja, tapi semua itu butuh untuk dimulyakan agar tercipta sebuah peradaban yang lurus.
[Wallahu a’lam]

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

#Keilmuan
#JIMMengabdi
#MyFriendMyFamily Allahu Akbar